TEMPO.CO, Jakarta - Hasil pemilu Australia yang diselenggarakan hari ini, 18 Mei 2019 diperkirakan akan membuat partai Koalisi Nasional Liberal yang mendukung Perdana Menteri Scott Morrison kalah suara terhadap partai Buruh atau oposisi.
Sekitar 17 juta pemilih memberikan suaranya di tempat pemungutan suara atau TPS yang dibuka pada jam 8 pagi dan tutup pada jam 6 sore.
Baca juga: Survei: Oposisi Diprediksi Kalahkan Marrison di Pemilu Australia
Lebih dari 7 ribu TPS disediakan seperti di klub, sekolah, dan ruang publik. Di luar negeri, disediakan sekitar 90 TPS.
Sehubungan ada perbedaan waktu antara wilayah barat dan timur Australia selama 2,5 jam membuat penghitungan suara disesuaikan dengan waktu masing-masing wilayah.
Dari hasil penghitungan awal yang sudah di mulai di beberapa negara bagian seperti Victoria, partai Liberal dikhawatirkan kehilangan enam suara, sementara suara partai Buruh meningkat dengan meraih 41 persen suara atau meningkat 5,4 persin dari hasil pemilu 2016.
Baca juga: Beda dengan Indonesia, Jadwal Pemilu Australia Bisa Ditentukan Perdana Menteri
Di New South Wales, penghitungan suara sementara menghasilkan persentase suara untuk partai Buruh memimpin 52 persen berbanding 48 persen untuk Liberal.
"Saya pikir ini akan menjadi malam yang panjang," kata Morrison pada Sabtu pagi.
Morrison memberikan suaranya di Sydney. Dia mengatakan tidak membuat pendapat apapun tentang pemilu.
"Saya tidak menerima dukungan siapapun di negara ini begitu saja," kata Morrison.
Baca juga: Pemilu 2019 Damai, Perdana Menteri Australia Beri Selamat Jokowi
Sejumlah analis politik memperkirakan hasil pemilu akan membawa partai koalisi Nasional Liberal yang mendukung Scott Morrison meraih 48,5 persen suara dan partai Buruh meraih 51.5 persen suara.
SYDNEY MORNING HERALD | REUTERS | CNN